Bosan dengan aktifitas
keseharian, serta waktu liburan yang terkadang terasa amat singkat kerap membuat
kita sedikit memiliki keterbatasan pilihan untuk berlibur, berpergian,
menyalurkan hobi, maupun hanya sekedar memuaskan batin untuk mengambil foto di
beberapa objek wisata.
Kadang beberapa hal luput dari
pandangan, bahwa terdapat banyak hal menarik di sekitar kita. Terutama bagi
kita, pehobi fotografi, yang umumnya mencari spot atau tempat menarik untuk
mengambil foto. Lingkungan sekitar kita, seperti ruang terbuka hijau, halaman
rumah, serta area kebun merupakan area yang bisa kita eksplorasi, karena
umumnya area tersebut terdapat habitat hewan-hewan tertentu, terlebih jika area
tersebut masih asri dan di tumbuhi pepohonan rindang.
Beberapa minggu terakhir, saya
sengaja sedikit mengeksplorasi area kebun yang berlokasi dekat rumah, sedikit
terkejut karena menemukan habitat hewan liar, yang umumnya cukup sulit untuk di
temui, di area tersebut. Tak perlu berfikir panjang, saya mengabadikan gambar
beberapa hewan tersebut.
Berikut tips sederhana untuk
memotret hewan liar di lingkungan sekitar rumah :
Observasi
Meski tak sesulit observasi pada saat memotret satwa di hutan, observasi pada bahasan ini bisa di mulai dengan berjalan santai di area sekitar rumah, dan mulai memperhatikan beberapa pepohonan, dedaunan yang gugur, maupun di semak-semak. Waktu juga merupakan hal yang perlu di perhatikan, karena beberapa satwa aktif pada pagi atau siang hari, contohnya Bronchocela jubata atau Bunglon, yang kerap saya temui sedang berjemur di pepohonan pada pagi hari.
bunglon saat aktif di pagi hari, Olympus OM-D E-M1, SMC Pentax-A 200mm F4. iso 200 1/400 F8 |
Membutuhkan lensa
Tele atau Makro
Meski tak
menjadi suatu keharusan, lensa tele terkadang memudahkan kita untuk mengambil foto,
terutama beberapa hewan tertentu cenderung lari jika kita dekati. Lensa Tele
atau makro memudahkan untuk kita untuk mengumpulkan point of interest dan
detail dari hewan tersebut. Lensa Tele yang berkualitas baik umumnya berharga
fantastis, dan cukup merogoh kocek, namun untuk memulai, kita bisa menggunakan
lensa manual atau lensa kamera era film yang memiliki kualitas optik yang baik
dengan harga yang murah. Saya pernah membahas lensa manual pada artikel : OldManual lenses on Micro 4/3 Camera (Olympus OM-D EM-1).
lensa tele memudahkan pengambilan foto, Olympus OM-D E-M1, SMC Pentax-A 200mm F4. iso 200 1/640 F8 |
Objek cukup jauh, Olympus OM-D E-M1, SMC Pentax-A 200mm F4. iso 800 1/400 F5.6 |
Set kamera dan
lensa pada posisi siap
kadangkala momen terasa amat cepat, dan ketika
hal tersebut terjadi momen berharga terlewat begitu saja. Set kamera dan lensa
pada posisi siap memotret merupakan hal yang wajib di lakukan. Shutter speed
biasanya saya setting pada 250-800, tergantung aktivitas hewan. Shutter speed
yang rendah terkadang membuat foto menjadi blur, dan detail tak terlihat. Iso di
setting serendah mungkin, agar kualitas foto tetap baik. Jika menggunakan lensa
manual, maka set fokus pada objek hewan dan pastikan melalui fitur focus
peaking maupun magnification. Sisanya kita tinggal menunggu momen, karena
memotret hewan adalah tentang masalah kesabaran. Photography is a waiting game.
Draco Volans malting dance, Olympus OM-D E-M1, SMC Pentax-A 200mm F4. iso 1000 1/320 F8 |
mengembangkan sayap, Olympus OM-D E-M1, SMC Pentax-A 200mm F4. iso 500 1/800 F5.6 |
Kontak mata
Biasanya dan
umumnya pada fotografi terdapat pakem-pakem tertentu, agar menghasilkan foto
yang enak serta menarik untuk di lihat. Tak terkecuali pada fotografi hewan,
usahakan foto yang diambil sejajar dengan lensa kita, atau istilahnya
eye-level. Fokus juga harus pada mata hewan, dan usahakan fokus pada mata terdekat.
Mata adalah jendela jiwa, hal inilah yang membuat foto menjadi hidup dan enak
dipandang.
eye-level, Olympus OM-D E-M1, SMC Pentax-A 200mm F4. iso 200 1/250 F6 |
Framing
Pakem selanjutnya
yang cukup mudah dilakukan yakni framing. Framing merupakan teknik bagaimana
mengarahkan perhatian seseorang kepada subyek foto dengan membatasi
elemen-elemen foto yang lain menggunakan sesuatu yang mengelilingi elemen Focal
Point. Dengan komposisi framing, dapat menambah kesan dimensi dalam foto karena
ada lapisan yang dibentuk antara frame dengan Focal Point sehingga secara
visual lebih menarik. Selain itu, dengan membuat elemen lain mengisolasi subyek
utama, dapat menuntun mata dan perhatian orang yang melihat foto kearah subyek
utama tadi.
framing dengan daun, Olympus OM-D E-M1, SMC Pentax-A 200mm F4. iso 1250 1/250 F6 |
framing dengan daun, Olympus OM-D E-M1, SMC Pentax-A 200mm F4. iso 200 1/640 F8 |
Cahaya
Sudah tak
asing bahwasanya fotografi adalah tentang pencahayaan, golden hour. Hal ini juga
berlaku dalam hal fotografi hewan, cahaya pada pagi maupun sore hari adalah
yang terbaik. Cahaya yang tepat pada objek dapat menghasilkan foto yang sangat
tajam.
objek terpapar cahaya mengahsilkan foto yang detail, Olympus OM-D E-M1, SMC Pentax-A 200mm F4. iso 200 1/800 F8 |
objek terpapar cahaya, Olympus OM-D E-M1, SMC Pentax-A 200mm F4. iso 200 1/250 F11 |
Momen
Seperti yang
sudah di singgung pada point set kamera dan lensa pada posisi siap, momen
merupakan hal yang perlu atau wajib di perhatikan. Hewan adakalanya memiliki
ekspresi tertentu yang membuat foto menjadi lebih hidup. Photography is a
waiting game, lebih menarik memotret hewan yang mengeluarkan ekspresi tertentu,
ketimbang hewan yang sedang tidak berekspresi. Untuk itu di butuhkan kesabaran ekstra dalam
hal ini.
Bunglon seolah sedang bermalasan, Olympus OM-D E-M1, SMC Pentax-A 200mm F4. iso 200 1/640 F8 |
Akan lepas landas, Olympus OM-D E-M1, SMC Pentax-A 200mm F4. iso 1000 1/320 F5.6 |
Berlatih
Your first 10,000
photographs are your worst, ungkap Henri Cartier-Bresson.
Tak bisa di pungkiri, semakin sering kita
memotret, semakin juga kita mengetahui apa kekurangan serta hal apa yang perlu
kita tingkatkan. Serta semakin kita tahu aktifitas serta waktu terbaik untuk
memotret hewan, dan semakin ahli kita dalam mengabadikan momen unik dari hewan.
mengembangkan sayap, Olympus OM-D E-M1, SMC Pentax-A 200mm F4. iso 1000 1/400 F6 |
Sebagai akhir, hal terpenting
lainnya yang harus kita lakukan yakni jadilah fotografer yang bertanggung
jawab. Bertanggung jawab dalam arti tidak mengganggu hewan di habitatnya,
karena foto sebagus apapun tidak ada artinya jika hewan yang kita foto
terganggu ataupun terancam.
Jika ada tambahan tips dari
pembaca, bisa di tambahkan di kolom komentar. Karena sejatinya fotografi adalah
proses belajar seumur hidup.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar