Senja menggelayut di ufuk timur
menyisakan jingga yang perlahan berubah menjadi merah merona di langit Jakarta.
Riuh suara anak-anak yang bermain perlahan meredup, di ganti suara angin yang
berhembus dari celah-celah kapal. Udara terasa begitu kering, dengan sesekali
angin membawa debu yang cukup pekat. Sepatu yang semula berwarna coklat tua
seketika berubah menjadi abu debu. Aktifitas bongkar muat pun berakhir sore
itu, para ABK perlahan menghentikan aktifitasnya.
|
ABK yang mulai menghentikan aktifitasnya |
Rasanya cukup jarang saya melihat
suasana Jakarta yang cukup tenang, jauh dari riuh kegilaan kendaraan yang amat
padat dan gemerlap cahaya gedung-gedung mewah yang menjulang tinggi, hanya ada
lampu-lampu tembak di pinggir pelabuhan dan bangunan apartemen yang cukup kontras
jika di bandingkan dengan rumah-rumah nelayan di pinggir laut.
|
suasana yang cukup ramai di sore hari |
Tepat pukul 4 sore saya dan 2
orang teman (Sisca & Antin) tiba di pelabuhan Sunda Kelapa dengan berjalan
kaki dari stasiun Jakarta Kota. Cuaca cukup cerah sore itu, matahari terasa cukup
terik meski jam sudah menunjukan pukul setengah 5 sore. Suasana pelabuhan cukup
ramai, dari mulai kendaraan yang berlalu-lalang, anak-anak bermain dan berenang
di antara kapal-kapal, para fotografer, dan juga anak-anak sekolah yang hanya
sekedar bermain.
|
anak-anak memanjat kapal Pinisi |
Saya cukup merasa senang melihat
anak-anak yang terlihat begitu bahagia bermain di antara kapal-kapal kayu,
melompat serta berenang, meski jika di perhatikan lagi hal yang mereka lakukan
cukup berbahaya. Tak ingin kehilangan moment
segera saya mengeluarkan kamera dan mengabadikan beberapa foto.
|
anak-anak yang bermain di kapal Pinisi |
|
melompat dari atas Kapal |
|
melompat dari atas kapal |
Waktu terbaik untuk berkunjung
dan mengambil foto yakni pada sore hari atau pagi hari. Kedua waktu tersebut
merupakan golden time dalam
fotografi, cahaya dari sinar matahari terasa amat indah di waktu tersebut. Sore
hari waktu yang kami pilih, karena tak ingin kehilangan momen terbenamnya
matahari di samping itu pada sore hari terik dari panas nya matahari tak
terlalu begitu menyengat serta pelabuhan sudah di penuhi anak-anak yang
bermain.
|
potret anak nelayan yang bermain di seputaran pelabuhan |
|
potret anak nelayan yang bermain di seputaran pelabuhan |
Kapal-kapal pinisi terlihat
begitu indah tatkala mentari menyorotkan sinarnya, jika di lihat sekilas
pemandangan indah ini tak seperti berada di ibu kota. Tak lama berselang seorang
ABK mengajak kami dan wisatawan asing untuk menaiki Kapal Pinisi, tak perlu
berpikir lama segera saya menaikinya hanya untuk menghilangkan rasa penasaran
saya. Senyum ramah ABK pun menyambut kami diatas dek kapal, setelah cukup puas
mengobrol dan mengambil foto kami kembali turun.
|
wisatawan asing yang mengabadikan foto |
|
Potret ABK dari atas dek kapal |
|
Monyet peliharaan ABK, sedikit tak tega melihatnya berada di atas Kapal |
Tak terasa matahari perlahan tenggelam
di ufuk timur, menyisakan langit yang amat indah yang menandakan berakhirnya
petualangan kami hari itu.
|
Kapal Pinisi Berjejer di akhir hari |
Itinerary
- Jika menggunakan kendaraan umum,
bisa menggunakan commuter line dan
turun di stasiun Jakarta Kota. Dan dapat dilajutkan dengan berjalan kaki, atau
menggunakan Ojek maupun sewa sepeda. Waktu tempuh untuk berjalan kaki sekitar
15 menit.
- Jika menggunakan kendaraan
pribadi, dapat langsung parkir di area pelabuhan.
Informasi tambahan
- Waktu terbaik untuk mengambil
foto yakni pagi atau sore hari, saya lebih cenderung menyarankan sore hari.
- Untuk berkunjung sebaiknya pada
akhir pekan, sabtu & minggu, karena pada hari biasa pelabuhan di tutup
untuk umum.
- Biaya masuk di pelabuhan Rp
2.500/orang
|
momen tenggelamnya sang mentari |
Entah kenapa Pelabuhan Sunda Kelapa menjadi objek foto yang menyenangkan. Kalau dilihat langsung sih biasa aja, tapi pas di jepret, hasilnya pasti luar biasa bagusnya.
BalasHapusbetuuulll pis, alternatif liburan dekat & murah
Hapus