Antara Hidup dan Mati sang Joki Tong Setan


“Treeeeng, treeeeng, treeeeeng”, suara kendaraan roda dua perlahan samar-samar terdengar dari pelataran pasar malam. Malam yang begitu tenang nan damai seketika pecah, mesin 2 tak dengan suara khasnya begitu memekakan telinga. sorak sorai penonton seketika menyeruak di dalam sebuah bagunan semi permanen berbentuk bundar yang menyerupai tong. Asap perlahan keluar dari bagunan tersebut di sertai suara yang amat bising dari knalpot, bagunan sedikit bergetar, riuh penonton pun membuat suasana kian semarak menandakan atraksi maut tersebut tengah berlangsung.

area pasar malam

Atraksi maut yang sering di sebut Tong Setan atau Roda-roda Gila merupakan atraksi ketangkasan, kelihaian serta atraksi akrobatik dari seorang joki. Tong setan juga merupakan salah satu urat nadi bagi kelangsungan hadir nya pasar malam, di samping wahana biang lala, ombak, rumah hantu, serta kora-kora. keberadaannya seolah menjadi keunikan sendiri bagi para masyarakat yang haus akan atraksi penuh adrenalin.


tempat pembelian tiket
Tiket yang cukup murah, Rp 10,000, membuat atraksi Tong Setan tak pernah sepi penonton yang umumnya di dominasi masyarakat menegah ke bawah, meski terkadang pil pahit harus di telan para pemain (joki) dan karyawan (penjaga tiket) jika cuaca sedang tak bersahabat. Jika hujan turun, terkadang mereka hanya di bayar Rp 10,000 bahkan terkadang tidak sama sekali. Jika sedang ramai mereka bisa memperolah 5-8juta dalam semalam, untuk sistem gaji, para pemain umumnya mendapatkan bayaran sesuai jumlah penonton yang hadir. mereka menerima seperempat dari total tiket yang laku, dan uang saweran yang cukup mereka harapkan karena uang saweran menjadi hak para pemain seutuhnya.

beratraksi
mengambil uang saweran

bertaburan uang saweran

Atraksi yang tidak bisa di bilang mudah ini bukannya tanpa resiko, demi mendulang rupiah para joki setiap malamnya bertaruh nyawa di area tong raksaksa ini, melakukan atraksi 15 sampai 25 kali setiap malamnya, hingga tak ada lagi penonton yang masuk.  Tanpa alat keselamatan yang memadai, motor 2 tak dan sepeda onthel yang terkadang tidak di lengkapi oleh rem seolah tak mereka perdulikan, para pecandu adrenalin ini memang memiliki nyali di atas rata-rata. Umumnya latar belakang mereka adalah pembalap liar ataupun drag race.

Kepulan asap bercampur oli, serta suara knalpot yang memekakan telinga membuat jantung seolah berdebar keras ketika memasuki area tong setan. Getaran pun seolah membuat bagunan semi permanen yang di jadikan area pertunjukan seolah bergoyang mengikuti irama dari motor para joki. Atraksi kian menarik tatkala sang joki melapas kemudinya, sorak penonton tak terelakkan lagi, di tambah saat ketiga jokinya bergandengan tangan secara bersamaan.

memacu mesin 2 tak
melepas kendara
berkendara dengan kaki
bersama sepeda onthel
Raungan mesin kian keras, sang joki kian cepat memacu motornya dan sekeitka melepas kemudi sambil mengangkat kedua kakinya di kemudi, cukup gila memang, namun atraksi ini mereka lakukan setiap malam dengan resiko besar. Tak jarang mereka harus menahan sakit tatkala atraksi tak berjalan sesuai rencana. Luka memar, kucuran darah yang terkadang membuat mereka harus beristirahat selama sehari atau dua hari.

Cidera serta kematian merupakan konsekuensi yang mereka hadapi setiap harinya, namun di sisi lain bagi para joki yang sudah memiliki keluarga, mereka juga harus menerima konsekuensi lain, yakni harus terus berpindah-pindah mengikuti grup atraksinya setiap 2 hingga 4 minggu nya, membawa serta istri dan anak. Berkeliling dari suatu daerah ke daerah lainnya sambil berharap pertujukan ramai tiap malamnya.


memperbaiki motor
potret para Joki
sebelum memulai atraksi

Para joki yang merupakan pecandu adrenalin ini bukannya tak ingin hidup tenang, di sisilain mereka juga mengharapkan kehidupan yang lebih layak dan baik. Beberapa diantaranya sudah merencanakan untuk berdagang. Roda kehidupan kian berputar, takdirpun sudah di gariskan, apapun pilihan yang hendak mereka ambil semoga menuntun pada laju kehidupan yang lebih baik lagi.


menantang maut

Tidak ada komentar:

Posting Komentar