Weekend Ceria di Canopy Trail Taman Nasional Gede Pangrango


Minggu 10 Januari 2016, merasa penat dengan segala aktifitas pekerjaan yang mendera beberapa minggu terakhir, rasanya meluangkan waktu untuk berkunjung ke area pegunungan merupakan solusi yang tepat untuk menghirup udara segar nan sejuk dan merefresh kembali pikiran. Tak lama berselang tercetuslah ide untuk menikmati jalur interpretasi TNGGP, area yang di dalamnya terdapat canopy trail dan curug ciwalen.



Sudah lama membenam keinginan untuk menikmati rindangnya pepohonan dari atas Canopy Trail di kawasan TNGGP, segeralah saya menghubungi saudara sekaligus sahabat yakni Jajat. Kami pun berangkat minggu pagi itu juga menuju cibodas, perjalanan memakan waktu sekitar 2 jam dari Depok menggunakan motor.

Tempat mendaftar



Setibanya di sana, segera lah kami menuju pusat informasi mandalawangi yang lokasinya tak jauh dari cibodas. Kamipun mendaftar dengan tujuan Canopy trail serta Curug Ciwalen. Tiket masuknya pun terbilang cukup terjangkau yakni Rp 30.000/orang. Di sini juga kita bisa menitipkan barang bawaan, sehingga tidak usah berat-berat saat di bawa trekking. Biasanya untuk menuju jalur interpretasi harus di dampingi petugas TNGGP atau ranger karena pintu Canopy trail biasanya terkunci, namun kebetulan saat kami berkunjung kesana pintunya sengaja tak di kunci, mungkin dikarenakan weekend dan banyak orang yang ke sana.


Lokasi jalur interpretasi itu sendiri letaknya di belakang pos masuk TNGGP atau jalurnya berada di belakang pos Montana. Jalur trekking nya pun terbilang cukup mengasyikan karena landai dan banyaknya keterangan mengenai keberagaman hayati serta hewan khas endemik TNGGP semakin menambah pengetahuan saya.


Area habitat Macan tutul

Di perlukan sekitar 15 menit untuk sampai di Canopy trail dari pos pendaftaran tadi.
Finally, akhirnya bisa juga menikmati pepohonan dari atas canopy trail. Hehe




Selfie is a must. :p Haha

Canopy trail ini di tujang oleh beberapa pohon ciwalen yang ukurannya sangat besar, disamping itu sling baja pun membuat jembatan ini kokoh. Namun ketika berjalan di atasnya terdapat kesan tersendiri, yakni goyang-goyang yang bisa bikin jantung dek-dekan. Haha


Jumlah maksimal orang yang melintasi canopy trail ini yakni 5 orang. Dan canopy trail itu sendiri sebenarnya difungsikan untuk mengamati satwa liar di seputaran TNGGP, jika beruntung kita bisa melihat berbagai macam burung serta satwa lain.


Tak lama setelah berfoto-foto, kami melanjutkan perjalanan menuju curug ciwalen, air terjun yang berukuran kecil tapi airnya sangat jernih dan bisa langsung diminum. 


Di sana kami bertemu dengan petugas TNGGP yang sedang menjadi guide untuk wisatawan lain. Kami pun berbagi cerita panjang lebar, dan beliau menjelaskan bahwa sebaiknya untuk mengunjungi tempat ini siang hari, karena umumnya pada pagi hari sekitar pukul 6 pagi dan sore sekitar pukul 5 sore, terkadang ada macan tutul yang mendatangi sumber air untuk minum. “Setidaknya terdapat sekitar 70an pasang macan tutul yang terdapat di TNGGP ini, jumlah itu belum termasuk anak-anaknya”, tegas beliau. Cerita pun semakin berlanjut dan menambah keakraban antara kami. Setelah hampir 1 jam berbincang, akhirnya saya memutuskan untuk kembali ke cibodas, karena saya lupa membawa gas untuk memasak (hehe), akhirnya perut keroncong ini memaksa kami untuk mencari warung nasi di Cibodas.

Pos di Curug Ciwalen


Hari pun kian siang, akhirnya setelah menikmati santap siang di warung makan di seputaran cibodas serta menikmati istirahat sejenak, kami pun beranjak pulang menuju Depok. wekeend yang syarat pengetahuan dan menyenangkan. Hehe J

3 komentar:

  1. wah makasih sharingnya ..
    bermanfaat banget buat aku yang lagi cari info karena mau kesana

    BalasHapus